Korioretinopati Serosa Sentral (CSCR) adalah kelainan retina di mana cairan terkumpul di bawah makula, area retina yang bertanggung jawab untuk penglihatan sentral. Kebocoran cairan berasal dari lapisan jaringan di bawah retina, yang disebut koroid. Kondisi ini sering kali mengakibatkan penglihatan sentral kabur atau terdistorsi.
Penyebab pasti CSCR belum sepenuhnya dipahami, tetapi diyakini melibatkan kombinasi berbagai faktor, termasuk gangguan pada sirkulasi koroid, stres, dan penggunaan steroid. Kondisi ini biasanya unilateral (mempengaruhi satu mata), meskipun terkadang dapat memengaruhi kedua mata.
Siapa yang Berisiko Terkena CSCR?
CSCR paling sering ditemukan pada orang dewasa berusia antara 30 dan 50 tahun, dengan pria lebih sering terkena daripada wanita. Beberapa faktor risiko meliputi:
- Stres
- Penggunaan steroid. Steroid sistemik dan topikal diyakini dapat mengubah permeabilitas pembuluh darah di koroid, yang menyebabkan kebocoran cairan.
- Kondisi kesehatan yang mendasarinya. Misalnya, hipertensi.
- Genetika
- Usia dan jenis kelamin. CSCR 6 kali lebih umum ditemukan pada pria, terutama mereka yang berusia 30-an hingga 50-an.
Gejala CSCR
CSCR akan memengaruhi penglihatan dan dapat membuat membaca, mengemudi, atau mengenali wajah menjadi lebih sulit.
- Penglihatan kabur
- Distorsi visual. Garis lurus mungkin tampak melengkung atau bergelombang.
- Mikropsia. Pasien mungkin melihat objek yang lebih kecil dari ukuran sebenarnya.
- Bintik-bintik gelap pada penglihatan
- Perubahan persepsi warna
Bagaimana CSCR Didiagnosis?
Di OasisEye Specialists, diagnosis CSCR dibantu dengan prosedur berikut:
Optical Coherence Tomography (OCT): Teknik pencitraan ini memberikan gambar penampang retina yang terperinci, yang menunjukkan apakah ada penumpukan cairan. Angiografi OCT (OCTA) adalah teknik pencitraan beresolusi tinggi yang dapat mendeteksi kelainan vaskular, terutama pada kasus CSCR kronis.
Fundus Fluorescein Angiography (FFA): Pewarna disuntikkan ke aliran darah, dan kamera khusus menangkap gambar retina untuk mendeteksi kebocoran pembuluh darah abnormal atau area penumpukan cairan.
Indocyanine Green Angiography (ICGA): Mirip dengan FFA tetapi ICGA berfokus pada mendeteksi kebocoran cairan di lapisan koroid.
Tes Amsler Grid: Pasien mungkin diminta untuk melihat kisi-kisi garis lurus. Garis yang terdistorsi atau bintik buta dapat membantu mendiagnosis gangguan penglihatan yang disebabkan oleh CSCR.
Pilihan Pengobatan untuk CSCR
Dalam kebanyakan kasus, CSCR sembuh dengan sendirinya tanpa memerlukan intervensi medis. Namun, dalam kasus yang terus-menerus atau berulang, pengobatan mungkin diperlukan untuk mengurangi risiko kerusakan penglihatan jangka panjang. Beberapa pilihan pengobatan meliputi:
- Penghindaran Steroid.
- Fotokoagulasi Laser: Teknik ini dapat menutup titik kebocoran dan mempercepat penyelesaian cairan subretina.
- Terapi Fotodinamik (PDT): Perawatan ini menggunakan obat peka cahaya yang disebut verteporfin dan laser untuk mengaktifkan obat tersebut. Obat ini dapat menutup pembuluh darah abnormal di koroid dan mengurangi penumpukan cairan.
- Terapi Anti-VEGF: Dalam beberapa kasus, obat yang menghalangi faktor pertumbuhan endotel vaskular (VEGF), yang mendorong pertumbuhan pembuluh darah abnormal, dapat digunakan untuk mengurangi penumpukan cairan.
Pencegahan CSCR
Meskipun tidak ada cara yang pasti untuk mencegah CSCR, ada beberapa strategi untuk mengurangi risiko:
- Manajemen stres. Olahraga teratur sangat dianjurkan.
- Hindari steroid.
- Jalani gaya hidup sehat. Misalnya, pola makan seimbang.
Kesimpulan
Korioretinopati Serosa Sentral adalah kondisi mata yang serius namun sering kali dapat diatasi yang dapat memengaruhi penglihatan. Jika Anda mengalami gejala seperti penglihatan kabur atau terdistorsi, penting untuk mencari saran dari dokter mata profesional untuk memastikan intervensi dini dan menjaga penglihatan Anda.
Spesialis Retina di OasisEye Specialists meliputi Dr Kenneth Fong Choong Sian, Dr Manoharan Shunmugam, Dr Wilson Wong Jun Jie, Dr Wong Hon Seng dan Dr Rajasudha Sawri Rajan dari Kuala Lumpur; Dr Teh Wee Min dan Dr Sangeeta Kuganasan dari Seremban; Dr Ling Kiet Phang dari Johor Bahru; dan Dato’ Dr Haslina Binti Mohd Ali (D.S.D.K) dari Penang.